Chlorpheniramine : Efek Samping dan Cara Penggunaan yang Benar

PenggunaanChlorpheniramine maleat atau CTM biasanya memberikan efek samping berupa rasa ngantuk dan sedasi. Sedangkan interaksi obat Chlorpheniramine dengan obat yang lain dengan kategori golongan antihistamin, atau alcohol, bisa memberikan efek samping potensial atau sinergetik. Efek samping yang umum biasa terjadi adalah:

• Mulut, hidung, tenggorokan terasa kering
• Mual, muntah, nyeri lambung
• Konstipasi, atau diare

Efek samping yang jarang terjadi dan harus di waspadai adalah :

• Palpitasi
• Hipoensi
• Sakit kepala
• Rasa tidak nyaman pada dada
• Kesemutan
• Kelemahan pada tangan

Obat alergi seperti obat antikolinergik lainnya dapat mengakibatkan dampak seperti mulut kering akibat inhibisi produksi saliva, pandangan kabur, kecenderungan untuk mengalami heat stroke akibat penurunan volume keringat tubuh, dan gejala dimensia, itu terjadi pada penggunaan jangka panjang. Inhibisi saliva bisa mengakibatkan perkembangan karies gigi, penyakit periodontal, candidiasis oral, dan rasa nyeri pada mulut. Dampak yang di akibatkan meminum obat ini umumnya terjadi pada anak anak dan lanjut usia pada dosis terapeutik, serta pada overdosis.

Defesi system saraf pusat, obat alergi  ini akan mengakibatkan defresi pada system saraf pusat yang menyebabkan dampak nya adalah:

• Ganguan kegunaan motorik inkoordinasi, treor
• Sedasi
• Kepala terasa melayang
• Tinnitus
• Cemas letih lesu, rasa kemah
• Euphoria, insomnia
• Penglihatan kabur

Dan untuk mengetahui dampak yang terjadi jika penggunaan obat alergi ini secara berkala atau jangka panjang atau secara kronis meski pada dosis terapeutik, bisa mengakibatkan inhibisi produksi saliva. Serta untuk pemakaian pada usia yang sudah lanjut, bisa mengalami dampak seperti kepala terasa melayang rasa bingung, sedasi, dan hipotensi, pasien geriatric rentan terhadap efek samping antikolinergik. Dikarenakan efek sampingnya pada gejala efek obat antihistamin, seperti mulut kering dan retensi urine, terutama pada pria. Kenapa demikian, dikarenakan reaksi alergi meski obat alergi yang di pakai sebagai anti alergi namun pernah dilaporkan kasus kejadian reaksi hipersensitivitas tipe cepat, pada seseorang yang diberikan obat Chlorpheniramine . Obat berikut ini adalah yang memiliki dampak defresi susunan saraf pusat , dapat berefek aditif oleh Chlorpheniramine  :

• Golongan barbiburat, seperti fenobarbital atau sodium thiopental
• Jenis antipsikotik dan ansiolitik misalnya alprazolam, diazepam, haloperidol
• alkohol

sindrom serotonin dilaporkan kejadian kasus toksistas serotonin? sindrom serotonin pada pasien, yang mengosumsi kombinasi obat dextromethorpam dan Chlorpheniramine pada dosis yang berlebih, dampak dari sindrom serotonin adalah peningkatan suhu tubuh, agiatasi, hiperrefleks, tremor, berkeringat, dilatasi pupil, dan diare.

Penggunaan obat ini mengakibatkan peningkatan dampak antikolinergenik  seperti diprenhidramine, trihexyphenidyl, dan amittriptyline, mengakibatkan mningkatnya dampak antikolinergenik yang perlu diwaspadai.

Adapun cara mengosumsi obat dengan benar adalah:

• Mengikuti anjuran dokter dengan membaca informasi yang tertera di dalam kemasam obat tersebut sebelum memuai mengosumsinya.
• Chlorpheniramine dalam bentuk kaplet tablet, kapsul, dan sirop, bisa di konsumsi sebelum atau sesudah makan, mengosumsi obat ini dengan bantuan segelas air putih.
• Kalian harus memastikan jarak waktu yang cukup untuk satu dosis dengan dosis berikutnya. Segera menstop penggunaan obat ini jika terjadi gejala alergi mereda karena obat ini hanya digunakan untuk jangka pendek.
• Jika kalian lupa mengosumsi obat segera konsumsi jika jeda waktu dengan dosis selanjutnya belum terlalu dekat, bila sudah dekat, abaikan dosis tersebut dan jangan menggandakan dosis selanjutnya.
• Obat ini harus tersimpan di tempat suhu tertentu atau diruangan tertutup sehingga ruangan akan menjadi sejuk sehingga obat ini terjaga kering, jauhkan obat ini dari jangkauan anak anak.